kuambil batang patah yang terjatuh dekat kakiku. kugenggam erat batang itu seraya melangkah mendekati bibir pantai. ombak berdebur keras, berkejaran menuju pantai. aku diam di batas, dimana ombak tak bisa mencapai kakiku. sembari menerawang menembus cakrawala, aku membayangkan wajahnya.. tak lama aku menggelengkan kepalaku, lalu berjongkok. dengan batang yang kubawa,kutuliskan namanya, berharap ombak kan menghapusnya... dari pasir dan hatiku.
**
berkali-kali ombak menyapu bersih goresanku hingga tak bersisa apa-apa. namun seperti anak bodoh aku terus2an menulis nama itu diatas pasir,tak peduli berapa kalipun ombak menghapusnya.
"kakak ngapain?" tanya adikku sambil menghampiriku. siapa yang tidak heran melihat saudaranya jongkok tanpa alasan yang jelas di tepi laut malam-malam. aku cepat menghapus namanya dengan kakiku. pokoknya nama itu hanyalah rahasiaku dan hatiku, dan pasir yang mungkin sudah eneg membaca namanya. yang lain tak boleh tahu!
"ga ngapa-ngapain." jawabku,"lagi liatin ombak aja. malem-malem tinggi gitu. seneng ngeliatnya, ngebayangin kalo keseret..."
"ih serem kali." jawabnya, dia melihat batang yang kubawa, lalu tampak berpikir sebentar,"Kakak tadi aku liat nulis-nulis di pasir, ya nggak sih? abis jongkok terus kayak menghayati gitu...."
"yah terserah lu deh mau gimana..." jawabku sambil menerawang, kalo misalkan aku bilang ke anak kecil yang masih polos ini, dia ngerti apa... biarlah dia bermain dengan imajinasinya, apa yang dilakukan saudara sedarahnya malam-malam di tepi pantai.
"ngapain juga nulis-nulis? orang ntar kehapus ombak juga." katanya sambil tertawa menghina,"sia-sia. kayak orang bego aja. udahan yuk masuk ke hotel. pada mau makan tuh."
**
"ngapain juga nulis-nulis? orang ntar kehapus ombak juga." katanya sambil tertawa menghina,"sia-sia. kayak orang bego aja."
kok kata-kata anak bau kencur ini... rada menyakitkan hati juga ya.. ngapain nulis terus kalau misalkan nanti juga hilang kehapus ombak.. apa sebenernya selama ini yang gue lakukan ya seperti orang bego? berulang kali mencoba menulis nama gue di hatinya, yang akhirannya cuma hilang drastis karena kecuekannya? apa selama ini gue seperti orang bego yang terus mencoba menulis nama di atas pasir walau udah berkali-kali ombak menghapusnya?
kalau misalkan iya... apa sekarang bisa gantian? daripada gue yang terus-terusan menulis nama gue di hatinya yang bener2 kayak pantai itu (dimana nama gue terus menerus dihapuskan oleh ombak, dan jadi ga berarti apa-apa buat dia), gimana kalo sekarang gue berubah?
ga, gue ga akan berhenti menulis nama di atas pasir. itu bukan masalah. gue akan terus menulis nama, cuma, kali ini bukan nama gue yang gue tulis. namanya yang bakalan gue tulis, seperti apa yang gue lakuin di pantai ini sekarang. menulis nama dia, supaya ombak ganti menghapus namanya dari hati gue...
dan gue lupa selamanya...
-carita, 4 juli 2009, i hope i'll forget you :')-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar