2012 (lagi)

tahun lalu saya belajar banyak tentang melankoli. seperti saya sedang dihajar Pencipta untuk mencecap duka, menelan airmata, dan menoreh luka. mungkin karena saya terlalu banyak main-main.

2 tahun dirundung airmata.

bolehkah setahun baru ini saya diajar untuk berbahagia dan bersyukur?

2012

dengan ini saya nyatakan 2011 selesai.
jangan digali lagi, ya.

yang berlalu biarlah berlalu.

Kenangan

terkadang ada harapan
untuk bisa mengubur
tanpa pernah menggali kembali

supaya saya tidak perlu mengenang
karena kadang kenangan
cuma membawa duka

untuk kenangan yang
tak mampu dimiliki

randomisasi

saya ingat seorang teman pernah bilang, "cowok nyari cewek yang cantik.".

seorang yang cantik bilang, "bersyukurlah, karena muka kamu lucu :)."

tapi cowok nyarinya yang cantik...

saya jadi gak yakin kata 'lucu' itu memang serius atau cuma sekedarmenghibur, karena yang dibilang memang tidak ada cantik-cantiknya?

ketawa saja deh.

Hotaru no Haka (Grave of the Fireflies)


Awalnya gw tertarik nonton film ini karena gw lagi stress, dan gw butuh banget hiburan yang bener-bener menghibur di kala UAS gatau diri ini. Karena ngeliat satu post di 9GAG yang isinya tentang Ghibli, gw mendadak jd pengen nonton ini, padahal gw tau film2 Ghibli agak jarang yang menghibur. Tapi yaudah, gw langsung norrent, download, dan ga peduli sama UAS yang menghadang, gw nonton Hotaru no Haka ini.

Ceritanya tentang dua orang kakak beradik yang hidup di zaman PDII. Waktu Jepang masih sering kena serangan udara sama Amerika, waktu mereka hidupnya harus dipenuhi ketegangan, karena nggak tau kapan pesawat Amerika bakal muncul buat ngejatuin bom. Kakaknya cowok, umurnya belasan (gak jelas berapa, tapi mungkin 15 ke atas lah ya), namanya Seita. Adiknya, masih kecil (5 atau 7 tahun), namanya Setsuko.

Ceritanya berawal dari si Seita yang lagi sekarat, terus mati, mungkin karena kelaparan. Terus, tiba-tiba muncul si Setsuko, dan tiba-tiba juga, muncul Seita dengan rupa yang berbeda dari belakangnya. Setelah loading sesaat, gw baru ngeh, itu ternyata arwah mereka berdua. Kemudian, Seita dan Setsuko naik ke sebuah kereta, dan dari situlah, arwah Seita mengenang masa lalunya.

Sebenarnya, Seita dan Setsuko itu berasal dari sebuah keluarga yang lumayan kaya. Bapaknya seorang kapten Angkatan Laut (muncul cuma dalam bentuk foto ataupun kenangan) yang sedang bertugas di medan perang. Mungkin gaji tentara saat itu lumayan besar, jadi Seita dan Setsuko hidupnya enak. Suatu hari, serangan udara dari Amerika datang, jadi semua penduduk (lupa nama kotanya apa) disuruh mengungsi sementara ke tempat perlindungan. Seita beres-beres dulu, ngumpetin semua bahan makanan dan lainnya ke dalam tanah, sementara ibunya pergi duluan ke tempat perlindungan. Setsuko yang tadinya mau diajak, ngambek dan bilang dia mau pergi sama kakaknya aja, jadi akhirnya, ibunya pergi sendiri.

Ketika Setsuko dan Seita nyampe di tempat perlindungan, tetangganya ada yang nyamperin dan ngajak ngomong Seita berdua doang. Ternyata ibunya kena serangan, dan pas dikasih liat kondisinya... sudah tinggal menunggu ajal, sudah nggak bisa ketolong lagi. Akhirnya Seita nunggu di tempat perlindungan itu sampai ibunya meninggal, baru kemudian dia sama Setsuko pergi ke tempat tantenya.

Pertama-tama tantennya baik dan ramah, karena Setsuko dan Seita dia tau keluarganya lumayan tajir, dna juga pas dateng Seita ngebawa juga bahan makanan pokok yang sempet dia umpetin. Jadilah hidup mereka lumayan enak. Tapi lama-lama, bahan makanan itu habis, dan si tante mulailah bertingkah resek. Dia nuker baju kimono punya mamanya Seita dengan beras, mulai pelit soal urusan makanan di rumah itu, dan kemudian terakhir secara 'halus' mengusir Seita dan Setsuko dari rumahnya. Kebetulan di dekat daerah itu ada lubang perlindungan yang udah lama gak kepake. Seita yang kebetulan juga udah gedeg sama tantenya itu, langsung nurut dan akhirnya dia sama Setsuko pindah ke lubang perlindungan itu. Soal gelap nggak jadi masalah, Seita nangkep kunang-kunang sebanyak mungkin untuk jadi penerangan di dalem lubang perlindungan, dan itulah salah satu momen mengharukan di film ini.

Awal-awal, hidup mereka enak, ibunya ternyata ninggalin sekitar 7000 yen di bank, dan uang itu dipake sama Seita untuk ngebeli barang kebutuhan sehari-hari. Dua kakak beradik itu hidupnya senang-senang doang, main-main di pinggir sungai, dan melakukan kegiatan lain yang menurut gw agak absurd.

Hingga akhirnya duit peninggalan mulai menipis dan, hidup mereka mulai agak seret. Seita, demi memenuhi nutrisi untuk Setsuko yang masih dalam masa pertumbuhan, akhirnya menjadi pencuri, bahkan kemudian penjarah. Dia masuk ke rumah orang-orang saat mereka ngungsi untuk menghindari serangan, ngambilin barang-barangnya untuk dijual dan dibeliin makanan. Tapi ternyata hal itu nggak bisa memenuhi hidup mereka. Setsuko tetep kekurangan makan, jadi kurus ceking, badannya mulai luka-luka, dan akhirnya, ketahuan kalau dia kena diare. Dari situ segalanya jadi kacau. Seita nyolongnya makin gak karuan, ketangkep, dipukulin, untung dibebasin, tapi tetep gak bisa ngasih makan untuk Setsuko. akhirnya, dia bawa Setsuko ke dokter, nanya apa masalahnya. Ternyata adiknya itu kekurangan nutrisi. Dokter itu cuek banget, cuma bilang gitu, dan gak memberikan saran apapun untuk nyembuhin Setsuko.

Seita : "Only that? Ca you give her some medicine?"
Doctor : "Medicine? She doesn't need that, she needs food."
Seita : *shouting* "Food, huh? WHERE can I get food here!?"


Menyingkat cerita, keadaan Setsuko makin parah,akhirnya terpaksa Seita pergi ke Tokyo buat ngambil sisa terakhir tabungan ibunya. Di bank, dia denger berita bahwa Jepang udah nyerah, dan banyak tentaranya udah mati, terutama yang berperang di laut. Dari situ, dia tau kalau bapaknya ternyata sudah meninggal. Dalam keadaan sedih dan tertekan itu, dia pulang ke lubang perlindungan membawa bahan makanan lengkap, dengan harapan bisa menyehatkan Setsuko. Sayang, adiknya itu udah parah banget kondisinya. Pas dia masuk dan nyamperin Setsuko yang cuma bisa terbaring lemah, Setsuko mendadak nyuruh dia makan sesuatu, yang dibilang sebagai onigiri. Begitu Seita liat apa 'onigiri' itu, ternyata bola-bola tanah! Bahkan Setsuko juga ngemut kelereng, yang dia sangka sebagai permen. Halusinasi tingkat dewa. Seita akhirnya nyuruh adiknya istirahat sambil ngasih dia semangka buat ganjel perut, terus dia keluar buat masak ayam dan nasi yang baru dibeli. Tapi apa daya, begitu dia mau ngasih makan...

Setsuko sudah tidur untuk selamanya

Kematian Setsuko menjadi titik awal kepergian Seita dari lubang persembunyian itu, dan dia nggak pernah kembali. Setelah mengkremasi adiknya dengan barang-barang sumbangan dari petani yang dari dulu sering bantuin dia, dia pergi, entah kemana, entah ngapain. Jawabnya ada di pembukaan film itu, dia terdampar di satu stasiun, dan mati di sana. Film ini ditutup dengan arwah Seita dan Setsuko duduk bersama memandangi kota Kobe (ah, ternyata mereka tinggal di situ) setelah perang, yang sungguh berbeda keadaan dan penduduknya, dari waktu mereka hidup dulu.

Demi apapun, film ini sebenernya sangat menggelitik rasa kemanusiaan. Oke, gw males nulis, tapi kalau diliat dari reaksi dan dialog penduduk waktu melihat Seita menjelang ajalnya, ketauan banget orang-orang itu sudah hilang hatinya. Demikian juga dari dokter yang meriksa Setsuko. Hati manusia bisa lebih jahat dari makhluk apapun di dunia ini.

Tahun Tanpa Natal

menurut kepercayaan sebentar lagi Yesus akan lahir.
tapi tahun ini berbeda, mungkin dia belum akan lahir.

atau sudah lahir prematur?

Suntuk

belakangan ini Lara sedang suntuk
dia bosan dengan semua di sekelilingnya
yang baginya berjalan monoton.

semua sama saja, canda tawa, drama, dan semuanya
berjalan tanpa perubahan apapun.

Lara bosan, Lara suntuk.
ingin pergi mencari suatu yang baru, entah di mana entah ke mana
yang penting tidak monoton.

Lara muak dengan rutinitas.

mengapa manusia sulit sekali berinovasi?
tidakkah kamu pernah berpikir untuk jatuh cinta pada saya? harus bagaimana lagi supaya bisa... terbersit sedikit saja kemungkinan itu?
sekedar bertanya. kalau seandainya orang yang kaucintai memperlakukanmu seperti binatang, akankah kau akan tetap mencintainya, atau kau akan meninggalkannya?

(masih) Tentang Dia

Ceritanya berawal dari pertanyaan seorang teman.

"Apa sih sebenarnya yang bikin kamu suka sama dia?"

Sebuah pertanyaan yang saya sendiri bingung mau jawab. Tidak sepatah kata atau alasan pun yang muncul di otak. Kayak semua hal mendadak bercampur menjadi satu, tapi satu itu adalah suatu yang absurd. Saya tidak tahu namanya, dia ada, tapi tidak bisa dikenali. Daripada bingung dan menggantung pertanyaan, saya bilang saja saya tidak tahu.

Teman saya langsung berkata dengan suara lantang, "Kalau begitu, itu namanya cinta sejati!".

Saya termenung. Dia melanjutkan.

"Soalnya kamu suka dia begitu saja, tanpa ada alasan khusus. Tandanya kamu suka dia apa adanya, dia yang sebenarnya, tanpa harus menjadi apapun. Benar-benar cinta sejati!".

Entah kenapa saya mau tertawa mendengarnya. Cinta sejati? Gampang bener dia ngomong begitu, ketika saya sendiri bingung. Teori cinta sejati itu saya tolak mentah, saya masih belum bisa bilang ini cinta. Karena saya masih tidak mengerti.

Ketika tertarik dan mendambakan sosok yang entah mengapa kamu tahu tak bisa dimiliki, tapi kamu tidak mundur.

Ketika semua orang bilang sosok itu tidak seindah dalam kepalamu, tapi dia masih yang terindah bagimu.

Ketika sekedar senyum atau sapa saja bisa menejadi mantera pembangkit semangat.

Memang nyerempet definisi 'cinta' yang dikenal orang banyak. Tapi sebenarnya bukan, karena saya tidak mau dia bahagia. Tapi bukan obsesi juga, karena saya senang saja kalau dia jadi milik orang lain.

Aneh, bukan? Saya juga tidak mengerti.

Akhir Kata

Jadi sekarang saya akan mundur. Perlahan-lahan saja, saya akan menghilang dari hidupmu. Nanti kalau saya sudah lebih pantas untuk bersanding, dan setidaknya saya sudah lebih sedikit percaya diri, saya akan menemuimu. Saya harap apa yang saya harapkan bisa terjadi. Kamu tak perlu menunggu, karena saya tidak tahu akan berapa lama. Jalani saja hidupmu, lakukan apapun yang kamu inginkan. Saya akan tetap datang, setidaknya untuk menuntaskan apa yang belum dituntaskan.

Sampai berjumpa lagi, nanti.

Penjilat

semoga habis lidahmu dibakar api nafsumu sendiri

Hidup.

sudah dari dulu saya menyerah