makin Indie makin nampol

gw gak perlu ngejelasin berulang-ulang tentang hal yang semua orang udah tau. tentang kenyataan bahwa band-band Indie Indonesia selalu JAUH lebih keren ketimbang band-band yang masuk label record. Jangan tanya gw kenapa, tapi emang itu faktanya. Waktu entah kapan, gw pernah ngobrol ama orang, kalo menurut dia...

"sebenernya bukan band-band label itu jelek, cuma mereka dipaksa untuk mengikuti tuntutan pasar. Masalahnya, pasar (masyarakat) menuntut mereka untuk membuat musik-musik begitu... jadi bukan salah merekanya juga."

dan gw agak setuju dengan pandangan ini. AGAK loh, soalnya ada beberapa band yang menurut gw emang bisanya cuma bikin lagu-lagu sampah begitu (Melayu mendayu-dayu dengan lirik galau-galau ga jadi dan kacangan). Cuma demi kelangsungan hidup dan nama baik, gak usah disebut nama bandnya.

Pandangan si orang tersebut, didukung juga oleh salah seorang musisi Indie yang lumayan gw kagumi. Musisi ini pada salah satu wawancaranya pernah bilang alasan kenapa dia gak mau masuk label gede, dan alasan itu gak lain dan gak kurang adalah karena

"...saya ingin mempertahankan jenis musik yang saya bawakan..."

dan emang musik yang dia bawain bukan suatu jenis musik yang umum, dan gw yakin emang susah masuk ke kuping masyarakat yang Melayu-minded. So... apa boleh buat. Walaupun emang agak susah untuk ngedapetin CD lagu mereka (band Indie) yang emang menawarkan 'musik' yang sebenernya, gw harus rela mereka tetep di jalur Indie. Soalnya kalo masuk label record gede, seperti kata musisi itu, ditakutkan malah para band Indie ini akan kehilangan jalur musik mereka dan terpaksa ikut kemauan pasar. Jadi mari, sekarang kita kenalan dulu yuk sama band-band keren yang berani untuk mempertahankan jalur mereka.

1. Tika and The Dissidents


sebenernya gw dengerin band ini dari 'kebetulan' saja. lagu yang gw denger waktu itu, daripada bagus, malah lebih ke arah membuat gw MERINDING. gw masih inget, gw denger lagu berjudul 'Tentang Petang' dan itu nadanya super duper gothic suram muram mengerikan. Tapi setelah kuping gw biasa, lagu itu malah jadi bagus, dengan lirik yang romantis juga. Setelah itu, gw coba-coba download album mereka ini, dan.... gw jatuh cinta (tapi gak gw gosok-gosok dan cium-cium tiap malem). Musik mereka yang suram itu menyihir gw, membuat kuping gw terlena... suara Tika (Kartika Jahja) sendiri emang BAGUS BANGET, enchanting yet wonderful.

This album is very recommended for those who love sulky, gloomy, yet romantic songs.

2. Andre Harihandoyo & Sonic People


kalo yang ini gw sendiri lupa darimana gw dengerinnya. tapi gw inget lagu mereka yang paling pertama gw denger dan langsung gw suka. yakni 'The Break Up'. nadanya ringan, dan menurut gw kayak lagu2nya RHCP sih sebenernya. Kalo gw boleh jujur, lagunya yang enak di kuping gw cuma satu... tapi dari segi musik, suara, dan tampil panggung... They're worth to watch and hear.

So Mr. Taxi Man... what are you waiting for?

3. Endah n Rhesa


kalo yang ini gw jg amsih inget, gw denger dari waktu refleksi kampret SMA gw. pertama-tama denger, gw kira ini lagu MYMP, berhubung Endah (vokalis) lafal inggrisnya bagus, dan suara dia beti gitu lah ama vokalisnya MYMP. lagu-lagunya Endha n Rhesa sebenernya sih gak gitu enak ya menurut gw... bukan jenis musik yang gw suka (kecuali When You Love Someone, gw rasa semua orang suka). Musiknya halus, ringan, intinya akustikan lah, dimana gitarnya Rhesa jadi satu-satunya pengiring dominan. gw gatau, tapi ini album sangat gw rekomendasiin buat lu yang suka sama musik-musik akustik. the play it well.

Sela

Aku lihat.

Kamu ada di sana sendirian. Seperti kalau aku melihatmu di tempat-tempat lainnya, kamu selalu saja berbeda, tampak mencolok dibandingkan orang lain di sekitarmu. Tanpa ada maksud menyinggung atau melukaimu sedikitpun, tapi kamu selalu tampak paling lusuh dan kucel. Cahayamu selalu tampak sebagai yang paling redup di antara yang lainnya, tetapi entah bagaimana caranya justru mataku selalu saja menemukanmu, dan menolak berpindah lagi.

Aku masih melihat.

Kamu yang tak sadar, dan masih tetap sendirian. Matamu terfokus hanya pada buku filsafat yang tengah kamu baca itu, seperti mataku yang masih terfokus pada sosokmu di sana. Rasanya lucu, mengingat kita berdua sama tenggelam dalam hal-hal yang bagi orang lain membosankan. Kamu dengan buku filsafat yang rasanya lebih cocok untuk mengganjal pintu ketimbang menjadi bacaan. Aku dengan kamu, yang kata mereka seperti sisi gelap matahari, tak terlihat dan tak tersadari. Aneh, dan aku menyukainya.

Aku terus melihat.

Kamu yang katanya tak seberapa itu. Memang kamu boleh menjadi sisi gelap matahari, yang tak akan dilirik oleh orang-orang, tapi aku selalu merasa nyaman tiap memandangmu. Kamu, berbeda dengan sisi terang matahari, membuatku merasa teduh. Cahayamu memang sedikit, nyaris mendekati tiada, dan mataku akan terus mencarimu yang seperti itu. Karena dengan dirimu yang seperti itu, aku belajar menikmati tanpa harus terluka. Cahaya yang terlalu terang bila lama dipandang, dapat menimbulkan luka pada mata. Kamu, ya, kamu. Dengan cahayamu yang pas-pasan saja, sudah menjadi titik ternyaman bagi mataku untuk memandang.

Aku tetap melihat.

Melalui sela yang hanya 5 cm, sudah cukup untuk memuaskan inginku. Dari balik buku-buku yang berjejer rapi, sambil pura-pura mencari sesuatu. Aku menikmatimu, yang suram, yang lusuh, yang tak pernah sadar.

Sampai nanti kamu mengangkat kepalamu, kembali menjejak tanah.

Sampai nanti kamu sadar, menatapku penuh tanya.

Sampai nanti.

Aku akan melihat.
saya bisa tulis ratusan puisi tentang kamu, tapi mengucap satu kata saja rasanya susah setengah mati.

Angan

saya peluk kamu
erat
sampai tak lagi menjadi 'kita'
tetapi menjadi 'saya'
atau menjadi 'kamu'
untuk kemudian tersadar
bahwa dengan imaji saya berpeluk

dan kamu?

angan.

alasan

saya tidak tahu apa yang membuatmu begitu menarik di mata saya.

padahal kata yang lain, mereka tak melihat apa yang saya lihat dari kamu.
(tapi biarkan saja, nanti kalau mereka lihat mereka juga suka)

"sebenarnya apa yang kamu lihat?"
saya tidak tahu

"katakan apa yang menarik darinya!"
saya tidak tahu

"lalu mengapa kamu menyukainya?"
saya tidak tahu
dan tidak perlu tahu untuk itu

seorang pernah bilang, kalau kita tak butuh alasan untuk jatuh cinta. sekarang saya pinjam kata-kata orang itu untuk anda semua yang bertanya. sebab saya juga tak punya alasan untuk mencintainya.

saya pikir anda semua benar. dia tidak tampan. tidak menarik. tidak ada bagus-bagusnya.

tapi saya suka.
dan saya tak butuh alasan untuk itu.

dan saya sudah puas dengan semua ini.

(dan tolong jangan buat saya mencari-cari alasan. saya tak memaksa anda untuk memahami rasa cinta saya, jadi jangan paksa saya untuk membuat anda paham.)

tentang Lara (s)

ini semua tentang Lara (s),

yang memakai topeng tertawa yang memakai topeng tersenyum yang memakai topeng ceria yang memakai topeng keceriaan yang wajahnya menangis.


ini semua tentang Lara (s),

yang punya dunia sendiri yang berisikan hanya satu titik yang dipandangi tanpa pernah berbelok yang terus mengejar walau terus menjauh yang tak pernah berhenti walau luka terus berdatangan.


ini semua tentang Lara (s),

yang hidup di masa lalu yang takut memandang masa depan yang takut melangkah maju yang takut untuk bermimpi yang memilih untuk berdiam yang selalu bermuram durja.


ini semua tentang Lara (s),

yang saya miliki satu-satunya yang tinggalkan saya sendiri yang kembali lagi pada saya yang kemudian pergi lagi yang kemudian menjadi milik saya lagi.


semua ini tentang Lara (s),

yang memendam lara dalam kesendiriannya

lights will guide you home
and ignite your bones


and I'll try to FIX YOU


satu hal yang gak akan pernah berubah dari gw

X : eh, lo dari institusi xxxxxyyyyyy kan? itu kan institusi paling bagus se Jakarta, gw pengen banget masuk sana dulu tapi gak keterima!

gw : iya gw dari sana. bego lo, justru dengan lo gak keterima di sana, itu suatu pertanda bahwa Tuhan sayang ama lo. lo dijauhkan dari neraka jahanam.

terlalu banyak alasan buat gw mengatakan hal ini, dan nyaris tak ada alasan untuk merubahnya. dan buat yang fanatik dengan institusi
xxxxxyyyyyy itu mending lupakan saja dan jangan baca ini. stop bullshitting around.

sepotong kenangan

Hanya sekedar selipan di otak, suatu potongan kecil di antara kerumitan yang memenuhi.

Potongan yang terus menjadi ganjalan, yang tak akan terkikis apapun biar waktu terus berjalan. Kamu menolak mengakuinya, tapi sepotong kenangan itu tetap ada. Tetap nyata. Tetap menjadi bagian dari dirimu. Tetap menjadi satu yang abadi dalam hidupmu.

Hanya sepotong kenangan kecil, yang mungkin kamu dan dia sudah kubur dalam-dalam. Peristiwa yang dulu tak bermakna apa-apa bagimu, namun yang perlahan membangkitkan rindu. Suatu pemicu akan apa yang telah lepas dari genggamanmu.

Sepotong kenangan tentang percakapan yang sekadar lewat.

"Sebaiknya kita teruskan hubungan ini kearah lain. Saya berikan tawaran khusus."
"Bercandamu nggak lucu."
"Memang tidak lucu. Jadi kamu mau atau tidak?"
"Khusus atau umumpun saya tidak mau. Sudahi saja, ini tidak lucu."
"Memang tidak lucu."

Hanya sepotong kenangan, tentang penyesalan seumur hidup.

sedikit dari banyak kenangan tentang dirimu, yang tak perlu disebutkan.