KARMA POLICE
Radiohead

Karma Police arrest this man
He talks in math
He buzzes like a fridge
He's like a detuned radio

Karma Police arrest this girl
Her Hitler hairdo
makes me feel ill
and we've crashed her party

This is what you get
When you mess with us

For minutes there I lose my mind


bila nanti kasih saya seorang filsuf

A : "Menurut kamu, Plato itu bagaimana?"
B : "Menurutku jenggotnya sangat seksi."

**

sayang, Plato berjenggot atau tidak saja aku tidak tahu. aku hanya mencoba memahamimu melalui sudut pandangku, yang tentunya jauh berbeda dari milikmu.

sayang, jangan berpikir tentang bedanya persepsi kita, mengingat mata untuk memandangnya pun berbeda.

sayang, berhentilah menggunakan otakmu dalam melihat segala suatu. sekali cobalah ijinkan matamu yang memandang. sekali cobalah biarkan indah yang kau nikmati, bukan tafsir.

sayang, kita memang berbeda. tapi jangan terlalu dipikirkan. setidaknya kita punya cinta yang sama. dan itu sudah cukup.

sekali lagi, ambang

tolong biarkan dia di ambang
di mana bukan putih
tapi juga bukan hitam
mungkin keduanya

tolong biarkan dia di ambang
di mana bukan cinta
tapi juga bukan benci
mungkin keduanya

tolong biarkan dia di ambang
di mana dia menjadi
tanpa harus memilih

sebab sekalinya dia menjejak
dia harus memilih.
ini bukan masalah biasa

ini tentang apa yang tertutup
tapi tak bisa terbuka

ini tentang apa yang hujan coba hapuskan
tapi kering sebelum menyentuh tanah

ini tentang apa yang angin coba sampaikan
tapi hanya sekedar lewat berlalu

ini tentang apa yang tak terucapkan
lalu berubah menjadi kenangan

ini tentang apa
hanya Tuhan yang tahu.

yang paling ingin dibahagiakan di bumi ini, sampai mati nanti

ayah dan ibu.

tolong

jangan pegang apapun
kecuali tangan saya
jangan dengar apapun
kecuali suara saya
jangan lihat apapun
kecuali saya
jangan menjadi apapun
kecuali milik saya


sebab hanya untuk sayalah
kamu dicipta.

yang pakai kaus itu :) hei, JODOH

Yang Tak Tersampaikan

oleh hembus angin
oleh nyala api
oleh tetes air
bahkan oleh semesta

dari kerling mata
dari hangat nafas
dari seulas senyum
bahkan oleh saya


hei, tolong! saya CINTA sekali.
and anytime you feel afraid

hey (your name), refrain


DON'T CARRY THE WORLD
UPON YOUR SHOULDER

makin Indie makin nampol : II

just hear another new fantastic album.

erm sebenernya ini bukan buat dibacotin lagi sih... karena album ini sebenernya udah keluar LAMA banget (sekitar 2006 kalo gw gak salah), tapi gw baru denger. basi emang, tapi lagu2nya sih sejujurnya gak basi. kalo gw boleh kasih nama secara random, gw akan sebut album ini "album-basi-yang-sama-sekali-gak-basi". aneh memang, namanya juga random.

lupakan apa yang gw sebutkan di atas. intinya, sekarang gw mau ngebahas tentang satu album solo dari Kartika Jahja (now a vocalist of Tika & The Dissidents). Judul album ini adalah "Defrosted Love Song", dan merupakan suatu album repackage dari album solo dia yang pertama, yakni "Frozen Love Songs". Jangan tanya gw kenapa judulnya harus mengandung kata 'beku' semua. gw juga gatau, Tika gak konsultasi ama gw sih waktu milih judul. (iya garing, lewatkan saja).

here's some review!

Defrosted Love Songs



Aksara Records, 2006.

Tracklist : 01. But I Love You, Though
02. Under Their Feet
03. Waiting for 2.00
05. My Late Ego
06. Saddest Farewell
07. Rimbaud's Limbo
08. Premortem Wound
09. Gugur Sepatu
10. Waiting for 2.3 (Remixed)
11. Still Under Their Feet (Remixed)
12. You Belong to Me

more information (download dsb.), click HERE

seperti yang gw pernah bahas sebelumnya, lagu2nya masih memasukkan unsur dark jazz, gothic, dan muram-muram. tapi entah kenapa, menurut gw, vokal Tika emang BAGUS banget untuk jenis-jenis musik kayak gini. terutama di lagu 'Under Their Feet', waktu dia teriak dengan nada tinggi.

jadi, daripada gw ngebacot makin banyak dan lu semua makin pusing, mending langsung menuju TKP aja, dan buktikan sendiri kata-kata gw dengan mendengar suara emas Tika. enjoy.

Terimakasih (Karena Kamu Ada)

"terimakasih karena kamu sudah ada. cukup ada saja, aku tidak minta lebih."

**

saya bingung dengan idiot satu ini. ya, saya bilang dia idiot, karena saya pikir otaknya sudah berhenti berfungsi. bagaimana tidak, mana ada orang yang berterimakasih kepada saya hanya karena saya ada dan hidup di dunia ini, tanpa pernah berbuat apapun pada dirinya. lebih parah lagi, saya sama sekali tidak mengenal idiot satu ini. dia tiba-tiba saja muncul dari antah berantah, lalu langsung mengucapkan terimakasih pada saya. tidak pernah bertemu, tidak pernah mengenal, tidak pernah berbuat. mengapa ia berterimakasih pada saya?

**

dia pikir aku idiot, terlihat jelas di wajahnya. matanya memandangku remeh, bibirnya mencibirku, aku percaya hatinya sedang sibuk bertanya sambil mengumpatku. tapi semua itu tak apa. seperti yang sudah kukatakan di atas, yang penting dia ada. aku tak peduli apapun pikirnya tentangku, sebab aku memang tak minta lebih dari sekedar keberadaannya, kan?

**Bulleted List
idiot ini masih ada di hadapan saya, dan anehnya saya tak berpikir untuk meninggalkannya. dia tak mengatakan apapun lagi setelah 'terimakasih', dan kini kami hanya saling berpandangan. saya masih menunggu dia untuk mengatakan sesuatu, apa saja. tapi tidak, dia tetap diam, tetap menatap saya. ini membuat saya berpikir bahwa ucapan 'cukup ada saja, aku tidak minta lebih' yang dilontarkannya adalah benar. dia tidak mengharapkan apapun kecuali keberadaan saya. demi Tuhan.

**

aku masih tak percaya. dia tetap ada di sini, tidak menghilang seperti biasanya. ini benar-benar mimpi jadi nyata, imaji menjadi bentuk. aku pikir hal yang ingin kusampaikan diterimanya dengan sempurna! oh, bolehkah aku menyampaikan satu hal lagi untuknya!?

**

idiot itu tampak girang secara mendadak. saya tak mengerti kenapa dia sumringah begini, padahal sedari tadi kami cuma bertatap tanpa bertukar kata. apa semua idiot memang seperti ini, bahkan hening pun dapat membuat mereka gembira? bila benar demikian, sungguh mudah hidup sebagai idiot. tak seperti saya, keheningan ini tidak membuat saya senang, lebih membuat stress bahkan. saya harus secepatnya beranjak dari sini, bila tak ingin tertular menjadi idiot!

**

gawat, sepertinya dia sudah akan menghilang lagi! aku harus cepat mengatakannya sebelum terlambat! hei kamu, tunggulah di sini sebentar! ada hal yang masih ingin kusampaikan!

**

idiot itu menjadi agak panik saat saya menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkannya. mulutnya komat kamit seolah ingin mengatakan sesuatu. hei, dia memang akan mengatakan sesuatu! suara parau terputus-putus keluar dari mulutnya. hei idiot, cepat katakanlah, sebelum saya tertular menjadi sepertimu!

ah, raut wajahnya mengeras, dan sepotong kalimat mengalir dari mulutnya! tak sia-sia saya menunggu sedari tadi! hal penting apakah yang akan dia sampaikan sekarang?

**

"terimakasih karena kamu MASIH ada, dan tetaplah ada! aku tidak meminta lebih."

Dan memang tidak akan lebih, cukup keberadaanmu sudah jadi bahagia bagiku. Terimakasih kamu tetap ada. Ah, aku jadi ingin mengucap lagi karena kamu tetap ada, dan akan terus ada. Bolehkah aku mengucapkannya sekarang? Ah, hei!

**

Memang idiot. Sungguh membuang waktu berada di sini.

**

Dia sudah menghilang lagi, seperti yang biasa terjadi. Tapi tak apalah. Masih ada satu yang ingin kuucapkan.

"Terimakasih karena kamu PERNAH ada. cukup pernah ada, aku tidak akan pernah meminta lebih."

cerita Lara (2)

halo, Lara (s).

tidak, tolong kamu jangan lari dulu.
saya tidak berbahaya kali ini.
tidak, tolong kamu percaya dulu.
saya tidak macam-macam kali ini.

kali ini, saya meminta.
kali ini, kita berdamai.
kali ini, kamu mendengar.
kali ini, cukup sekali.

loh, Lara (s).

jangan, tolong kamu jangan lari dulu.
kamu tidak mengerti kali ini.
jangan, tolong kamu diam dulu.
kamu salah paham kali ini.

kali ini, tak ada 'aku'.
kali ini, tak ada 'kamu'.
kali ini, hanya ada 'kita'.
kali ini, cukup sekali.

hei, Lara (s).

kemari, tolong kamu jangan lari dulu.
kita harus sepakat kali ini.
kemari, tolong kamu mengerti dulu.
kita harus sehati kali ini.

kali ini, dengarkan.
kali ini, pahami.
kali ini, mengerti.
kali ini, cukup sekali.

Lara (s),

di mana kamu?

makin Indie makin nampol

gw gak perlu ngejelasin berulang-ulang tentang hal yang semua orang udah tau. tentang kenyataan bahwa band-band Indie Indonesia selalu JAUH lebih keren ketimbang band-band yang masuk label record. Jangan tanya gw kenapa, tapi emang itu faktanya. Waktu entah kapan, gw pernah ngobrol ama orang, kalo menurut dia...

"sebenernya bukan band-band label itu jelek, cuma mereka dipaksa untuk mengikuti tuntutan pasar. Masalahnya, pasar (masyarakat) menuntut mereka untuk membuat musik-musik begitu... jadi bukan salah merekanya juga."

dan gw agak setuju dengan pandangan ini. AGAK loh, soalnya ada beberapa band yang menurut gw emang bisanya cuma bikin lagu-lagu sampah begitu (Melayu mendayu-dayu dengan lirik galau-galau ga jadi dan kacangan). Cuma demi kelangsungan hidup dan nama baik, gak usah disebut nama bandnya.

Pandangan si orang tersebut, didukung juga oleh salah seorang musisi Indie yang lumayan gw kagumi. Musisi ini pada salah satu wawancaranya pernah bilang alasan kenapa dia gak mau masuk label gede, dan alasan itu gak lain dan gak kurang adalah karena

"...saya ingin mempertahankan jenis musik yang saya bawakan..."

dan emang musik yang dia bawain bukan suatu jenis musik yang umum, dan gw yakin emang susah masuk ke kuping masyarakat yang Melayu-minded. So... apa boleh buat. Walaupun emang agak susah untuk ngedapetin CD lagu mereka (band Indie) yang emang menawarkan 'musik' yang sebenernya, gw harus rela mereka tetep di jalur Indie. Soalnya kalo masuk label record gede, seperti kata musisi itu, ditakutkan malah para band Indie ini akan kehilangan jalur musik mereka dan terpaksa ikut kemauan pasar. Jadi mari, sekarang kita kenalan dulu yuk sama band-band keren yang berani untuk mempertahankan jalur mereka.

1. Tika and The Dissidents


sebenernya gw dengerin band ini dari 'kebetulan' saja. lagu yang gw denger waktu itu, daripada bagus, malah lebih ke arah membuat gw MERINDING. gw masih inget, gw denger lagu berjudul 'Tentang Petang' dan itu nadanya super duper gothic suram muram mengerikan. Tapi setelah kuping gw biasa, lagu itu malah jadi bagus, dengan lirik yang romantis juga. Setelah itu, gw coba-coba download album mereka ini, dan.... gw jatuh cinta (tapi gak gw gosok-gosok dan cium-cium tiap malem). Musik mereka yang suram itu menyihir gw, membuat kuping gw terlena... suara Tika (Kartika Jahja) sendiri emang BAGUS BANGET, enchanting yet wonderful.

This album is very recommended for those who love sulky, gloomy, yet romantic songs.

2. Andre Harihandoyo & Sonic People


kalo yang ini gw sendiri lupa darimana gw dengerinnya. tapi gw inget lagu mereka yang paling pertama gw denger dan langsung gw suka. yakni 'The Break Up'. nadanya ringan, dan menurut gw kayak lagu2nya RHCP sih sebenernya. Kalo gw boleh jujur, lagunya yang enak di kuping gw cuma satu... tapi dari segi musik, suara, dan tampil panggung... They're worth to watch and hear.

So Mr. Taxi Man... what are you waiting for?

3. Endah n Rhesa


kalo yang ini gw jg amsih inget, gw denger dari waktu refleksi kampret SMA gw. pertama-tama denger, gw kira ini lagu MYMP, berhubung Endah (vokalis) lafal inggrisnya bagus, dan suara dia beti gitu lah ama vokalisnya MYMP. lagu-lagunya Endha n Rhesa sebenernya sih gak gitu enak ya menurut gw... bukan jenis musik yang gw suka (kecuali When You Love Someone, gw rasa semua orang suka). Musiknya halus, ringan, intinya akustikan lah, dimana gitarnya Rhesa jadi satu-satunya pengiring dominan. gw gatau, tapi ini album sangat gw rekomendasiin buat lu yang suka sama musik-musik akustik. the play it well.

Sela

Aku lihat.

Kamu ada di sana sendirian. Seperti kalau aku melihatmu di tempat-tempat lainnya, kamu selalu saja berbeda, tampak mencolok dibandingkan orang lain di sekitarmu. Tanpa ada maksud menyinggung atau melukaimu sedikitpun, tapi kamu selalu tampak paling lusuh dan kucel. Cahayamu selalu tampak sebagai yang paling redup di antara yang lainnya, tetapi entah bagaimana caranya justru mataku selalu saja menemukanmu, dan menolak berpindah lagi.

Aku masih melihat.

Kamu yang tak sadar, dan masih tetap sendirian. Matamu terfokus hanya pada buku filsafat yang tengah kamu baca itu, seperti mataku yang masih terfokus pada sosokmu di sana. Rasanya lucu, mengingat kita berdua sama tenggelam dalam hal-hal yang bagi orang lain membosankan. Kamu dengan buku filsafat yang rasanya lebih cocok untuk mengganjal pintu ketimbang menjadi bacaan. Aku dengan kamu, yang kata mereka seperti sisi gelap matahari, tak terlihat dan tak tersadari. Aneh, dan aku menyukainya.

Aku terus melihat.

Kamu yang katanya tak seberapa itu. Memang kamu boleh menjadi sisi gelap matahari, yang tak akan dilirik oleh orang-orang, tapi aku selalu merasa nyaman tiap memandangmu. Kamu, berbeda dengan sisi terang matahari, membuatku merasa teduh. Cahayamu memang sedikit, nyaris mendekati tiada, dan mataku akan terus mencarimu yang seperti itu. Karena dengan dirimu yang seperti itu, aku belajar menikmati tanpa harus terluka. Cahaya yang terlalu terang bila lama dipandang, dapat menimbulkan luka pada mata. Kamu, ya, kamu. Dengan cahayamu yang pas-pasan saja, sudah menjadi titik ternyaman bagi mataku untuk memandang.

Aku tetap melihat.

Melalui sela yang hanya 5 cm, sudah cukup untuk memuaskan inginku. Dari balik buku-buku yang berjejer rapi, sambil pura-pura mencari sesuatu. Aku menikmatimu, yang suram, yang lusuh, yang tak pernah sadar.

Sampai nanti kamu mengangkat kepalamu, kembali menjejak tanah.

Sampai nanti kamu sadar, menatapku penuh tanya.

Sampai nanti.

Aku akan melihat.
saya bisa tulis ratusan puisi tentang kamu, tapi mengucap satu kata saja rasanya susah setengah mati.

Angan

saya peluk kamu
erat
sampai tak lagi menjadi 'kita'
tetapi menjadi 'saya'
atau menjadi 'kamu'
untuk kemudian tersadar
bahwa dengan imaji saya berpeluk

dan kamu?

angan.

alasan

saya tidak tahu apa yang membuatmu begitu menarik di mata saya.

padahal kata yang lain, mereka tak melihat apa yang saya lihat dari kamu.
(tapi biarkan saja, nanti kalau mereka lihat mereka juga suka)

"sebenarnya apa yang kamu lihat?"
saya tidak tahu

"katakan apa yang menarik darinya!"
saya tidak tahu

"lalu mengapa kamu menyukainya?"
saya tidak tahu
dan tidak perlu tahu untuk itu

seorang pernah bilang, kalau kita tak butuh alasan untuk jatuh cinta. sekarang saya pinjam kata-kata orang itu untuk anda semua yang bertanya. sebab saya juga tak punya alasan untuk mencintainya.

saya pikir anda semua benar. dia tidak tampan. tidak menarik. tidak ada bagus-bagusnya.

tapi saya suka.
dan saya tak butuh alasan untuk itu.

dan saya sudah puas dengan semua ini.

(dan tolong jangan buat saya mencari-cari alasan. saya tak memaksa anda untuk memahami rasa cinta saya, jadi jangan paksa saya untuk membuat anda paham.)

tentang Lara (s)

ini semua tentang Lara (s),

yang memakai topeng tertawa yang memakai topeng tersenyum yang memakai topeng ceria yang memakai topeng keceriaan yang wajahnya menangis.


ini semua tentang Lara (s),

yang punya dunia sendiri yang berisikan hanya satu titik yang dipandangi tanpa pernah berbelok yang terus mengejar walau terus menjauh yang tak pernah berhenti walau luka terus berdatangan.


ini semua tentang Lara (s),

yang hidup di masa lalu yang takut memandang masa depan yang takut melangkah maju yang takut untuk bermimpi yang memilih untuk berdiam yang selalu bermuram durja.


ini semua tentang Lara (s),

yang saya miliki satu-satunya yang tinggalkan saya sendiri yang kembali lagi pada saya yang kemudian pergi lagi yang kemudian menjadi milik saya lagi.


semua ini tentang Lara (s),

yang memendam lara dalam kesendiriannya

lights will guide you home
and ignite your bones


and I'll try to FIX YOU


satu hal yang gak akan pernah berubah dari gw

X : eh, lo dari institusi xxxxxyyyyyy kan? itu kan institusi paling bagus se Jakarta, gw pengen banget masuk sana dulu tapi gak keterima!

gw : iya gw dari sana. bego lo, justru dengan lo gak keterima di sana, itu suatu pertanda bahwa Tuhan sayang ama lo. lo dijauhkan dari neraka jahanam.

terlalu banyak alasan buat gw mengatakan hal ini, dan nyaris tak ada alasan untuk merubahnya. dan buat yang fanatik dengan institusi
xxxxxyyyyyy itu mending lupakan saja dan jangan baca ini. stop bullshitting around.

sepotong kenangan

Hanya sekedar selipan di otak, suatu potongan kecil di antara kerumitan yang memenuhi.

Potongan yang terus menjadi ganjalan, yang tak akan terkikis apapun biar waktu terus berjalan. Kamu menolak mengakuinya, tapi sepotong kenangan itu tetap ada. Tetap nyata. Tetap menjadi bagian dari dirimu. Tetap menjadi satu yang abadi dalam hidupmu.

Hanya sepotong kenangan kecil, yang mungkin kamu dan dia sudah kubur dalam-dalam. Peristiwa yang dulu tak bermakna apa-apa bagimu, namun yang perlahan membangkitkan rindu. Suatu pemicu akan apa yang telah lepas dari genggamanmu.

Sepotong kenangan tentang percakapan yang sekadar lewat.

"Sebaiknya kita teruskan hubungan ini kearah lain. Saya berikan tawaran khusus."
"Bercandamu nggak lucu."
"Memang tidak lucu. Jadi kamu mau atau tidak?"
"Khusus atau umumpun saya tidak mau. Sudahi saja, ini tidak lucu."
"Memang tidak lucu."

Hanya sepotong kenangan, tentang penyesalan seumur hidup.

sedikit dari banyak kenangan tentang dirimu, yang tak perlu disebutkan.
aku ingin menjadi seperti kamu
lalu menjadi seperti dia
lalu menjadi seperti yang itu
untuk kemudian menjadi seperti yang ini

tapi sampai akhirnya aku tetap aku.
saya lebih bisa menghargai orang yang mampu merangkai kata indah dengan bahasa nasionalnya, ketimbang yang memakai bahasa negeri lain tapi berantakkan.
cukup satu kata saja
dan saya tahu apa rasanya bahagia
jadi biarkan saja semua mengalir.
saat kau tersadar arus sudah membawamu padanya.

keretakata

saya suka sekali melabil dan menulis terus tanpa henti tentang apa saja yang tengah berkecamuk di pikiran saya yang memang terkadang kacau balau seperti kota yang dihantam angin beliung yang meluncur entah darimana hingga porak poranda seperti benang yang semerawut tak beraturan.

saya suka juga sama kamu yang walau feminim dan tak macho tetapi ramah dan selalu tersenyum menghangatkan hati yang mudah terluka ini sampai rasanya sulit untuk tidak melihat senyummu sehari saja karena tarikan bibirmu telah seperti oksigen bagi paru-paruku serta nasi dan laukpauk bagi lambungku.

saya tidak suka jika ada orang yang tahu saya suka sama kamu sampai sebegitunya karena mulut orang biasanya jauh lebih sakit daripada sembilu yang bisa mengiris daging kerbau untuk makan orang sekampung yang justru dari mulut merekalah sembilu-sembilu tajam kasat mata itu muncul dan beterbangan.

saya suka menulis. saya suka kamu. saya tidak suka orang tahu.

cerita lara

sebelumnya saya tidak pernah berpikir seperti ini, tetapi malam ini ada suatu yang memicu ulang kejadian itu di memori saya. suatu yang membuat saya berpikir lagi, dan yang membuat saya menyadari sumber kekacauan selama ini.

**

Saya tak pernah memikirkan makna pertemuan dengan seseorang. Bila saya bertemu, mengucap nama, dan berjabat tangan dengan seseorang, saya selalu menganggapnya sebagai suatu yang biasa. Manusia adalah makhluk sosial, pertemuan, kontak, dan komunikasi dengan manusia lain adalah suatu yang biasa. Tidak ada yang spesial, semua itu terjadi sebagai rutinitas kehidupan kita sebagai makhluk berspesies homo sapiens ciptaan yang maha kuasa.


Dalam satu siklus kehidupan ini, saya pernah dikenalkan pada seorang manusia. Demi kebaikan, saya tak akan menyebut namanya, sebut saja dia Pemuda M. Oh, dan untuk mempersingkat cerita ini, mari singkat dia lagi sebagai PM. Perkenalan itu berlangsung biasa saja seperti setiap perkenalan lain. Memang tidak ada jabat tangan, sebut nama, dan lainnya. Tapi saya tahu itu dia, dan dia juga tahu itu saya.

Saya paham saya tidak memiliki tujuan apapun untuk perkenalan ini, tidak seperti perkenalan lain yang saya lakukan. Saya mengakui diri sebagai orang yang oportunis, dan itu berarti saya tak akan mau melakukan sesuatu yang kiranya tak akan membawa keuntungan bagi saya. Mengenai perkenalan dengan PM, saya tak berminat melanjutkan sampai menjadi akrab, karena menurut saya, bila menjadi akrab pun tak akan ada untungnya bagi saya. PM bukanlah orang yang bisa saya manfaatkan wajahnya, kantongnya (untuk ngutang dsb), ataupun popularitasnya. Sifatnya pun bukan sifat yang mudah untuk dimanfaatkan, PM orang yang hidupnya kelewat bebas, sampai terkadang saya bingung apa dia benar tak punya beban hidup.


Rencana saya dan rencana Tuhan memang tak pernah bertemu dalam suatu titik yang sama. Saya tak tahu apa yang ada di benak-Nya ketika dia membuat hubungan saya dan PM menjadi semakin erat. Mulai dari mengobrol hal-hal yang remeh sampai menjadi obrolan yang banyak merubah pandangan hidup saya. Di balik tingkah hidupnya yang liar (dalam arti baik) dan bebas, pandangan-pandangan PM mengenai hidup ini jauh lebih dewasa dan matang ketimbang saya. Ketika dia memberikan solusi atas permasalahan yang saya ungkapkan, saya terpana, benar-benar kagum akan kedewasaan yang tak pernah PM tunjukkan sebelumnya. Dia yang saya kenal sebagai pemuda ugal-ugalan, seenak jidat, omongan tak bisa dijaga, dan sangat kekanakkan, langsung sirna seketika. Di mata saya, PM kini adalah seorang pemuda dewasa yang sekiranya bisa diandalkan bila saya mengalami kesulitan. Satu hal yang saya sesali sampai sekarang, mengapa saya tak menyadari bahwa saya telah jatuh hati pada PM yang seperti itu?


**


Obsesi dan jatuh cinta.


Saya belum bisa membedakan kedua jenis ketertarikkan itu dengan baik. Selama ini saya selalu tertarik pada lelaki yang memiliki penampilan menarik. Entah seburuk apapun sifatnya, saya tak peduli. Selama di kedua mata ini dia bisa bersinar terang, maka hati saya tak akan berhenti mengukir bentuk dan rupanya. Entah sudah berapa kali saya terus-terusan seperti itu, dan saya terus mengira seperti itulah yang namanya jatuh cinta. Padahal, sebenarnya bukan itu yang dinamakan jatuh cinta, saya hanya terobsesi pada pria-pria itu.


Saya selalu bercerita mengenai pria-pria yang sekiranya saya 'jatuh-cintai' kepada PM. Sebelum lupa, saya akan memberitahu kalian salah satu alasan saya menikmati hubungan pertemanan dengan PM ini, yaitu karena dia adalah seorang pendengar yang baik. Tak peduli seberapa panjang, membosankan, dan tak pentingnya cerita saya, PM akan selalu mendengarkan. Dari hal-hal yang remeh temeh dari pria itu potong rambut, pria itu begini, pria itu begitu, dan sebagainya, sampai pada hal penting seperti ketika pria itu menyapa dan mengobrol dengan saya dan segala macam. PM mendengarkan semuanya dengan baik, tanpa keluh kesah, dan selalu memberikan reaksi yang tepat, walau beberapa agak tak sesuai di hati saya. Hal itu berlangsung dalam kurun waktu yang lama, sampai membuat saya selalu tak sabar untuk segera mengontak PM bila terjadi sesuatu pada diri saya. Pada saat itu, saya sudah merasa sangat nyaman dengan PM, dan selalu ingin bisa berkomunikasi dengannya.


Suatu kesalahan yang saya lakukan dan tak pernah saya sadari, adalah saya tak pernah memikirkan perasaan PM. Satu kalipun tidak. Semua tindakkan dalam hubungan ini saya lakukan secara sepihak, yang menguntungkan saya saja. Selama saya puas, selama saya lega, selama saya senang, maka saya akan terus bertindak. Tak pernah saya pikirkan satu kalipun seperti apa perasaan PM saat mendengar cerita saya, menerima perlakuan saya, atau... perasaan PM pada saya. Tak pernah terbersit sekalipun dalam otak saya hal-hal seperti itu. Saya terlalu dibutakan obsesi saya pada pria-pria itu.


Malam itu, saya sedang menceritakan obsesi baru saya pada PM, seperti biasanya. Saya bercerita dengan penuh semangat, dengan bahagia, dan dengan keyakinan bahwa PM akan bereaksi seperti biasanya. Sama sekali tidak ada kecurigaan dalam diri saya bahwa malam itu, cerita itu, perbincangan itu, akan menjadi akhir dari semua yang saya inginkan selama ini. Awal dari suatu masalah yang belakangan ini membebani saya. Saat itu, saya sudah selesai bercerita pada PM, dan saya menunggu reaksinya untuk kemudian memberondongnya dengan cerita lain lagi. Tetapi reaksi PM saat itu sangat ketus, dan bahkan berkesan hendak menghentikan pembicaraan. Karena tak biasanya PM bereaksi seperti itu, maka saya pun menjadi emosi, dan sebuah perdebatan pun muncul. Selama berdebat, PM menyatakan perasaan aslinya pada saya, yang saya acuhkan semuanya karena saya merasa bahwa hanya sayalah yang benar dalam hubungan kami ini. Saya tak mau mendengarkan PM, dan terus memaksakan kehendak saya hingga akhirnya PM mencapai puncak kemarahannya dan memutuskan hubungan kami, yang jelas untuk waktu yang tidak sebentar.


**


"Saya sudah menyatakan apa yang saya inginkan dari hubungan kita ini, tetapi kamu terlalu buta dengan impian palsumu dan tak pernah mencoba menatap saya. Untuk apa saya terus ada jika sekedar menatap saja kamu tidak pernah."


Dia hilang untuk selamanya.


Dan saya menyesal telah kehilangan dia.


PM tak pernah menghubungi lagi. Dia benar-benar telah lenyap dari siklus hidup saya. Bila bertemu, ia bertingkah seolah tak pernah mengenal saya, dan dalam pertemuan tidak langsung pun ia tetap mengacuhkan saya. Beberapa hari setelah emosi memuncak, saya tak begitu peduli, toh saya memang tak mengharapkan hubungan ini akan terus berjalan selama-lamanya.


Bukan dia yang saya inginkan untuk hubungan seperti itu, batin saya, kehilangan dia sekarang bukanlah masalah yang besar.


Saya mempertahankan pandangan itu untuk waktu yang tidak lama, karena semakin sering saya melihat dia, semakin saya sadari bahwa saya benar-benar kehilangan dia. Saya kehilangan percakapan menarik yang selalu kami lakukan, saya kehilangan dia yang liar tetapi perhatian, saya kehilangan selera humornya yang unik, dan... saya kehilangan perhatiannya. Apa yang saya rasakan ini berbeda dari saat saya kehilangan pria-pria yang saya ceritakan padanya. Biasanya saya hanya tertawa saja dan mengatakan 'memang bukan untuk saya ' , tak pernah merasa kehilangan sampai memberi efek yang luar biasa pada diri ini. Memang saya tak pernah merencanakan, tetapi dialah yang perlahan menarik saya untuk meletakkan namanya di dalam hati. Memang saya tak pernah menatapnya, tetapi secara tak terlihat dia menggambarkan rupanya dalam benak saya. Memang saya tak pernah mendengarkan, tetapi ia membisikkan namanya dalam relung hati ini. Tanpa pernah saya sadari, ia menumbuhkan suatu rasa yang tak pernah saya pahami, atau bahkan yang saya salah pahami. Rasa yang saya kira telah saya mengerti dan kenal betul, tetapi ternyata salah. Sebuah rasa yang saya pikir saya alami pada orang lain, tetapi ternyata pada dirinya.


Saya telah jatuh cinta padanya.


Tetapi saya juga kehilangan dirinya pada saat yang bersamaan.


Sampai detik ini, saat saya masih menulis dan memikirkan dirinya, dan juga menyesali keadaan, dia tetap tak pernah mengontak saya. Tindakkan itu bukanlah suatu hal yang aneh, sebab apa yang saya lakukan telah menyakitinya lebih dalam daripada apa yang dia lakukan pada saya. Semuanya berlangsung adil-adil saja bagi saya. Selama ini saya terus-terusan menyakitinya, dan kini adalah giliran dia untuk menyakiti saya. Roda akan berputar, dan sekarang adalah giliran saya berada di bawah setelah lama dia menempati posisi itu. Saya tak bisa berbuat apa-apa, kecuali menunggu waktu yang tepat untuk memperbaiki keadaan ini. Mengembalikan hubungan yang telah terlanjur renggang, bahkan mungkin putus. Saya akan menunggu, sambil berusaha untuk memperoleh kembali apa yang ada di antara kami dulu. Dan bila nanti dia kembali dengan senyum dan keliaran yang lama,walau tanpa rasa dan ikatan yang sama, saya takkan segan untuk mengatakan...


"Saya memang tak pernah menatapmu, tetapi hanya kamu yang bisa saya pikirkan. Jangan tinggalkan saya lagi. Saya mencintaimu."


bukan dengan rasa yang sama kau menyapaku
tapi cukup untuk membangkitkan yang lama kulupakan

galau malam hari

aku ingat waktu pertama kamu menyapaku. mungkin biasa saja untukmu, tapi itu spesial untukku.

bagimu itu mungkin biasa.
tapi bagiku itu tidak biasa.

karena kamu sendiri bukan suatu yang biasa untukku.

aku ingat bagaimana aku berdoa
sekedar untuk melihat namamu muncul
dan menyapaku sekali lagi

sekarang aku merasakan
sakitnya melihat namamu muncul
dan berharap menyapaku sekali lagi

ngilu, karena
aku tau itu sudah mustahil
dan saat kamu menghilang
rasanya seperti tersesat

aku tak tahu tujuan

di mana kamu?
aku terjerumus dalam lumpur hisap abadi
dan 'keluar' kata baru untuk 'mustahil'
kamu tahu?
saat aku duduk sendiri dan merenung
hanya satu yang muncul di kepalaku.

kamu.

k a m u .

kamu tahu?
saat aku dirundung gelap dan bingung
hanya satu yang menerangi

kamu.

ka mu.

kamu tahu?
saat aku menulis tentangmu ini
aku sedang melupakan

kamu

kam u.

si labil

kalau kamu tertawa,
aku juga tertawa

kalau kamu nangis,
aku juga sedih

aku labil, hanya bisa ikut kamu saja.

masalahnya.

apa yang buat kamu tertawa,
itu yang buat aku menangis

dan

apa yang buat kamu menangis,
itu yang buat aku tertawa

aku mau kamu selalu tertawa,
artinya aku selalu menangis

tapi

aku tak mau selalu menangis
artinya kamu tak selalu tertawa

jadinya

pusing?
aku juga.

balada anak labil

terasing

bukan perasaan yang janggal lagi. saat banyak orang di sekitarku, yang kurasakan cuma sepi yang menguat. semakin ramai semakin sepi. sebab semuanya beramai-ramai melangkah pergi, sementara aku berdiri saja, dikelilingin hiruk pikuk. terdiam saja menatap mereka yang melintas lalu.

awalnya mereka ikut tinggal bersamaku, tertawa bersama, berbagi kisah bersama, dan menangis bersama. kukira mereka segalanya bagiku, di tempat yang baru ini. tapi ternyata, seiring berjalannya waktu, orang-orang bermunculan semakin banyak. aku tak tahu, tetapi setelah kupikir... mungkin salahku juga. mereka mulai bergerak maju bersama, membawa orang-orang yang seharusnya ada bersamaku. aku menolak untuk ikut, karena aku malas untuk keluar dari zona amanku. aku hanya memandang mereka yang bergerak perlahan, menjauh dariku, menjadi titik yang mengecil.

aku tak bisa menyalahkan siapapun bila kelak aku kehilangan mereka yang maju meninggalkan aku. sebab memang aku yang menolak untuk ikut bersama mereka. aku tetap memilih zona amanku, hingga sekarang ini. saat mereka sudah jauh, dan aku mencoba menggapai mereka kembali, ada jarak yang seolah menghalangiku. dunia kami sudah berbeda, aku tak dapat memahami apa yang tengah terjadi di dunia mereka, yang sepertinya ramai dan menarik. aku hanya dapat menatap dari duniaku yang sepi, berharap aku dapat masuk ke sana. namun ternyata tidak. aku tidak bisa, dan tidak akan pernah bisa.

semua karena aku menolak ikut maju, dan memilih diam tak bergerak.

semua karena aku memilih memandang punggung mereka saja, tanpa ingin berjalan bersama.

semua karena aku.

semua salahku.

maka, sekarang aku hanya diam menatap titik-titik yang berjalan menjauh itu, sambil melangkah sedikit demi sedikit. mencoba menggapai mereka kembali perlahan-lahan. mencoba ikut maju bersama mereka, mencoba meraih kembali pemahaman dan kedekatan itu.

lama, dan beberapa kali menyakitkan. tapi, lebih baik daripada terus membatu saja, kan?

mungkin berkesan terlambat, dan sia-sia saja. tapi kalau bisa aku mau memperpendek jarak yang telah tumbuh itu.

detik-detik menjelang UAN


Ujian Akhir Nasional. suatu fenomena yang harus dihadapi oleh pelajar-pelajar di Indonesia yang telah menduduki tingkat tertinggi di jenjang pendidikannya saat itu. detik-detik inilah yang menentukan apakah pelajar itu akan lulus dari tingkat pendidikannya itu dan menuju tingkat selanjutnya.

atau yang terburuk.

tetap mengulang periode yang sama, derita yang sama, pelajaran yang sama, sampai akhirnya pemerintah berbaik hati mengeluarkan ujian susulan. walau ada ujian susulan, tapi bukankah lebih baik lulus lebih cepat, apalagi kalau sekolahmu memberikan mimpi buruk?

sekarang hari Sabtu, tanggal 20 Maret 2010. ujian nasional diadakan pada 22 Maret 2010. 2 hari lagi ujian. dan gue masih duduk di depan laptop, main pet society, nonton youtube, dan nonton TV. kertas antropologi di samping kiri gue ga tersentuh. well, inilah contoh kondisi salahs eorang peserta ujian akhir.

kalo gue buka twitter ato fb, gue akan menemukan banyak orang-orang yang bernasib sama dengan gue. santai, main2, padahal ortunya udah ngoceh2 panik nyuruh mereka belajar. penyakit lama, kita yang ujian tapi orangtua yang heboh.

tapi yah, dari sekian banyak orang yang gue temui dan tetap santai kayak di pantai, ada juga orang-orang yang panik dan stress berat, sampai menurut gue tingkah lakunya ga masuk akal.

di koran ada berita anak yang bunuh diri karena stres dan tegang. jujur aja menurut gue agak aneh. standarnya kan 4,25. lo dapet 5 aja udah bisa lulus. ampe gantung diri segala sih... erm...

oke, awal gue mikir kayak gitu. tapi abis ngobrol ama bokap, dia bilang :

"ya ga bisa gitu. bersyukurlah kamu masuk di SMA S**** U***** yang gurunya bener ngajarnya. coba kamu liat sekolah lain, ada yang gurunya ga pernah masuk. ya wajarlah mereka takut UAN..."

setelah gue pikir-pikir, emang bener apa yang bokap omongin. untung gue masuk sekolah yang bener ngajarnya, ga guru gabut *cough* yang cabut2an *cough cough*. at least gue tau apa yang harus gue kerjain, sekalipun mungkin ga semuanya. daripada anak2 yang nggak pernah diajarin hingga buta arah harus apa, bahkan ngeraba pun mereka agak bingung.

i hate my school, but i must admit i feel thankful to enter it. and also cursed on the same time.

and also..

i must say, EXAMS ARE SUCKS. really sucks.

but..

SCHOOLS are MORE SUCKS because of them we have to face EXAMS.


cinta gila (atau gila cinta)?

ini ungkapan klise. amat sangat klise sekali.

C I N T A
(memang)
G I L A

siapa coba yang masih menyangkal kalo cinta itu memang gila. berikut bukti-bukti NYATA dan TIDAK NYATA, tetapi tetap menunjukkan kegilaan cinta :

1. Romeo dan Juliet, kisah cinta klasik dan gila. siapa yang gatau kisah klasik gombalis romatis ini, yang cuma bisa benar-benar terjadi dalam otak alm. William Shakespeare. seorang cowok rela hilang nyawa hanya karena melihat ceweknya mati di sampingnya. wow, hebat sekali. coba kalian bayangkan kalau misalkan Romeo masih tetap bertahan hidup setelah kematian Juliet. bukan hal yang mustahil dia akan dapet cewek lain yang lebih cantik.

2. Sid Vicious dan Nancy. idem sama kisah di atas, cuma kali Juliet mati karena hal yang baik dan mulia, Nancy ini... wow. dia mati karena ngobat, dan semua orang rasanya tau kalo Nancy-lah yang menyeret Sid Vicious ini untuk ikut memakai obat bersamanya. well, one day nancy died because of overdose. yah, gue sih ga akan sedih, karen emang dia make berlebihan, dan mati overdosis bukan hal yang aneh dan mustahil. tapi Sid... entah kenapa, pria yang tampan ini... dia memutuskan untuk ikut mati juga. yah, ga jauh beda ama romeo-juliet. versi punknya.

3. John Lennon - Yoko Ono. ini salah satu pasangan yang gue juga ga gitu ngerti. satu hal, Yoko Ono bukans atu dari wanita Jepang tercantik di dunia. Tetapi dia beruntung bisa mendapatkan John Lennon, seorang artis terkenal pada masanya itu. apa gerangan yang membuat John ingin menikahi wanita ini? idk. cinta memang gila, tak mengenal muka, ataupun nyawa.

4. dan masih banyak lagi.

setelah melihat pasangan2 dia atas dan sekian banyak pasangan lain lagi, gue tetep merasa bahwa cinta itu gila. entah untuk alasan nyawa, muka sejelek monyet, ataupun bahkan rela ninggalin segalanya hanya demi cinta. seperti sekarang yang banyak berhubungan dengan facebook, rela ninggalin rumah dan ikut dengan orang yang bahkan aslinya aja lu gatau kayak gimana.

bego. iya.
gila. iya.
buta. iya.
ga masuk akal. iya.

tapi namanya juga cinta, begitulah orang-orang akan berdalih, siapa sih yang bisa mikir normal kalau namanya udah cinta?

karena itulah sebenernya orang jatuh cinta itu sama dengan orang gila. mereka ga bisa mikir mana yang bener mana yang salah. semua akan dilakukan, semua akan dijalankan, demi cinta. cinta itu gila, dan juga adiktif. seperti ekstasi yang menyenangkan, membuat orang serasa melayang. bila cinta itu bersambut, maka ekstaksi itu akan melayang dan serasa kita terbang melayang ke surga ke tujuh. namun bila cinta itu tertampik, maka kalian akan jatuh terbanting ke tanah.

orang tertawa dan melayang. karena cinta.
orang menangis dan terjatuh lebam. karena cinta.

cinta itu gila.

tapi..

menyenangkan..

namun..

tetap saja..

G I L A