don't turn back, just give me time

sedari dulu, gw itu adalah manusia yang bener-bener baru akan menyesal setelah suatu kejadian berakhir. gw gak pernah percaya ataupun belajar dari pengalaman, bahwa yang namanya penyesalan itu akan datang secara tiba-tiba. beberapa saat setelah gw melakukan suatu kegiatan, gw akan kemudian merenung sendiri, terdiam, untuk kemudian gw mendadak tersadar dan cuma bisa berpikir :

"fuck, what have I done?"

dan untuk saat-saat kemudian gw cuma bisa diem, pundung, dan berpikir bahwa gw benar-benar makhluk paling idiot sedunia. gw gak pernah ngerti kenapa, tapi mungkin karena gw adalah orang Pisces, jadi segala tindakan gw didasarkan pada yang namanya dorongan sesaat. well, harus gw akuin dorongan sesaat gw itulah yang kemudian nantinya akan berubah jadi penyesalan. pokoknya, untuk menyingkat waktu, kisah, dan cerita, udah banyak banget hal yang seharusnya bisa berjalan lancar, tapi kemudian kacau balau karena itu, gw dengerin dorongan sesaat itu.

kalau segalanya udah kacau, gw cuma bisa mohon-mohon dan berharap supaya waktu diputar kembali, supaya gw bisa lari dan noyor kepala diri gw saat itu, juga buat bilang ke dia, "Woy! Jangan gitu lo,ntar-ntar nyesel loh! Coba cari tindakan lain yg lebih normal.".

Tapi yang namanya waktu gak akan bisa diputar kembali kan ya?

Jadilah cuma gw di situ, garuk-garuk tanah, nyesel dan nangis-nangis berdarah. Gw merasa super bego, jadi minder, malu banget, dan segala hal-hal negatif lainnya berkubang dlaam diri gw. Tapi ya apa daya, cuma pundung dan nangis itu gak akan menolong dan merubah segala kekacauan yang udah gw buat jaid lebih baik kan ya? Akhirnya gw mencoba mencari solusi baru... yaitu memperbaiki, daripada memutar waktu lagi.

Memperbaiki, itu masih lebih logis kan daripada nyoba memutar waktu, ataupun mencari alat yang bisa memutar waktu (tapi gw akan sangat mendukung penelitian untuk mesin ini). Memperbaiki itu mungkin memang butuh waktu lama, bisa harian, bulanan, tapi yang jelas gak selama menemukan mesin waktu. Dan, setelah segala kekacauan yang telah terjadi, ini solusi paling bagus. Gw bisa mempelajari lagi tingkah gw, melihat bagian apa yang telah gw rusak, dan pelan-pelan menyusun lagi bagian itu, dan memolesnya ulang.

Emang mungkin gak bisa terlihat sempurna, tapi at least gak sejelek pas masih rusak, kan?

pertanyaannya : hey, kamu yang mungkin melihat saya rusak.
bersediakah menerima dan mencoba, kalau saya janji akan memperbaiki segalanya?
yang menurut kamu salah
yang menurut saya kacau

maukah kamu?

Tidak ada komentar: