Surat Lara #1

Suatu tempat, 29 Februari 2012

Saya selalu ingat tentang hal ini kalu bertanya-tanya kapan kira-kira kamu sadar saya sangat suka sekali sama kamu.

34 tahun lagi.

Katanya, saya harus menunggu 34 tahun untuk bisa berdampingan denganmu. Lama sekali, sungguh. Tapi entah kenapa saya merasa saya bisa menunggu selama 34 tahun itu. Tapi bukan menunggu yang benar-benar setia. Saya tidak keberatan kok, sungguh. Mungkin selama 34 tahun itu, saya akan mengisi waktu dengan orang lain.

Mungkin saya akan menikah, punya anak, bekerja, menjalani hidup saya dengan senang dan bahagia. Suami saya juga seorang berkecukupan, baik, sayang keluarga, dan tidak mengekang. Anak saya akan sangat lucu (seperti adik laki-laki saya itu), pintar dan penurut. Singkatnya, saya akan punya keluarga sempurna, dan hidup yang diangan-angankan oleh orang lain. Tapi, saya akan tetap menunggu kamu.

Kelak, saat kita bertemu lagi, mungkin kamu sudah sangat berbeda. Kamu tidak akan menjadi sosok yang pernah saya puja sekarang ini. Tidak terbayang oleh saya sama sekali sekarang, tapi mungkin kamu menjadi seorang pria yang rapi, memakai jas dan bermobil mewah. Meninggalkan hidupmu yang sempat liar dan berantakan, dan mulai hidup yang rapi dan teratur. Saya akan bilang itu membosankan, tapi tidak berarti saya akan kehilangan minat padamu. Memang saya lebih berharap menemukanmu hidup seperti seniman, tidak rapi, tetapi sangat atraktif (seperti sekarang). Ketimbang jas kamu lebih cocok berpakaian kasual dan nyeni, ketimbang mobil kamu lebih cocok memakai motor besar (atau vespa), ketimbang menjadi businessman, kamu lebih cocok hidup nyeni. Tapi tak apa, seperti apapun kamu 34 tahun nanti, perasaan saya tidak akan berubah.

Saya memang aneh, bisa dengan yakinnya mengungkapkan hal ini padamu (dan cinta saya ini juga sebenarnya akan sangat aneh bila diketahui orang lain). Tapi, tolong percaya. Kalau misalkan nanti, setelah kita lama tak bertemu, kamu tiba-tiba sadar akan saya, dan rasa untuk saya, tolong jangan menyesal dan berduka saja. Datang, dan hampiri saya, lalu katakanlah. Saya selalu menunggu.

dari yang mencintaimu selalu,
Lara.

Tidak ada komentar: