M

manusia emang makhluk paling aneh sejagat raya. ga ada yang bisa nebak apa yang sebenernya ada di kepalanya. bisa aja di mukanya dia kelitan seneng dan ga ada masalah, padahal dalem hatinya serombongan tentara lagi tembak menembak. hancur lebur amburadul ga keruan. tewas.

Bayangkan sebuah batu, hitam pekat warnanya. terus, bayangkan batu itu dilapisin cat warna emas. voila! berubahlah sang batu menjadi sebuah emas. emas indah mahal harganya. tapi aslinya hanyalah batu. hitam, pekat, palsu.

nah, teman, batu itu adalah hati. hati yang menjadi pusat segala pikiran manusia. hati yang menunjukkan kebenaran tentang manusia. hati cerminan manusia. dan, si cat emas itu adalah AKU.

aku ini pemanis. pemanis dari sesuatu yang pahit. memang, aku menyebut diriku pemanis, padahal sebenarnya aku adalah akar dari kepahitan. di depan aku terlihat manis, tetapi begitu aku terkuak, pahit yang terasa. jahat memang, tetapi itulah aku. "M" 

seperti yang sudah kubahas di atas. aku adalah akar dari kepahitan. herannya, makhluk paling aneh sejagat raya itu tetap saja banyak yang menyukai diriku. beberapa ada yang sadar akan efek dari diriku, tetapi tetap saja mereka memakaiku untuk melapisi hati hitam mereka. beberapa ada yang tidak sadar dan tetap mengoleskan diriku setebalnya di hati mereka. aduh kawan, sadarkah kalian, hati kalian semakin cepat membusuk dengan adanya aku yang melapisi. sudah hitam, pekat, busuk... aih, hati seperti itu selayaknya dihancurkan dan dibuang saja..

**

sumpah ya Tuhan, gak pernah gue berasa sebenci ini ama orang sebelumnya (ga sih, ini bohong. total, udah lebih dari 10 orang yang pernah gue benci dalam hidup ini, lol). yah, intinya, gue benci ama dia. apa sih gayanya itu loh... berasa manis lo heh? ooooh, ya, ya, di muka emang gue TIDAK menunjukkannya, gue terlihat sangat FINE dengan sikap lo. but deep in my heart, girl, haha.TERKUTUKLAH ENGKAU KE DASAR NERAKA *efek suara petir,ctarr ctarr* 

"Ups, hai 'M'..."
"Hai." sapa 'M' balik padaku, dia tertawa setelah membaca pikiranku,"Busuk."
"Dari dulu sudah busuk." balasku, aku tersenyum sinis,"3 tahun setelah berteman denganmu, busuklah sudah."
"Sudah kubilang. hatimu akan cepat membusuk dengan keberadaanku. salahmu sendiri ya kalau terjadi apa-apa."
"Sial kau." aku terkekeh mendengar kata-kata 'M', dia benar,"Kalau terjadi apa-apa katamu? semuanya sudah terjadi..."

'M' diam, dia lama menatapku, lalu tersenyum. hatiku terasa pahit mendadak. yah, efek darinya sudah mulai terasa... tersenyum terasa menyakitkan, tertawa terasa miris, berbicara serasa sulit, melihat serasa buta. inikah efek darimu, 'M'? inikah kepahitan yang sudah kau katakan sejak awal kita bertemu? merasakan heningnya dirimu, aku tahu jawabanmu ya.

"Kejujuran itu mahal harganya." 'M' berkata lagi, dia mendekatiku,"Kalau aku boleh membandingkan ya, kami berdua sama-sama emas. hanya saja, aku emas sepuhan yang palsu. dalamku adalah batu busuk yang tak ada harganya dan lebih pantas dibuang. kalau kejujuran itu, emas asli. luar dalam emas. harganya akan tetap mahal, dan pantas untuk disimpan."

"Memang mahal. karena mahal itulah aku tak mau memilikinya." jawabku sambil tersenyum pahit,"Tapi barang palsu memang tak menjamin.. membawa penyakit saja."
"Itu pilihanmu." jawab 'M' sinis,"Aku dan kejujuran datang bersama-sama, kami datang menawarkan diri padamu. bukan sekali saja, berkali-kali dia datang bersamaku. tapi kamu memilih aku. si palsu yang murah ."
"Bagaimanapun juga, kamu terlihat lebih manis, 'M'." kataku pelan, aku mengingat saat-saat dia dan kejujuran datang menawarkan diri,"Kamu manis, menarik, dan lebih mudah dipakai.sayangnya, manis di mulut, tapi pahit di sini." aku menunjuk hatiku.
"Deritamu. bukan tanggung jawabku. resiko ditanggung pembeli." jawab 'M',"Jadi, bagaimana sekarang? masih mau membeli diriku? menyepuh hatimu yang keropos dan busuk itu menggunakan aku?"

Aku dia, menatap sesosok manusia yang tengah berada di hadapanku. tertawa, berbicara, bertingkah laku... MEMUAKKAN. aku membuang muka, mencoba tidak melibatkan diri sama sekali di percakapan itu. tetapi manusia menjijikkan itu mengajakku bicara, menanyakan pendapatku. oh, jangankan berbicara.. melihat mukanya saja sudah ingin kulindas rata dengan buldoser... mendengar suaranya mau kucabut kupingku... melihat tingkah lakunya mau kuikat, kugiling, dan kujadikan makanan ikan dia...

mataku cepat mencari 'M'. hey, teman, di manakah kamu? kemari, aku ingin membeli dirimu. aku mau menyepuh batu busuk ini lagi menjadi emas berkilau. biar pahit biar sakit aku tak peduli. sekali busuk ya busuklah sudah. hey, 'M', di mana kamu?

**

Aku tertawa, dia juga tersenyum. hey, sudah puaskah kamu sekarang? menampilkan tawa palsu itu, pujian palsu, kata-kata palsu? kalaupun kamu merasa puas dan senang, ingatlah hatimu. batu yang tengah kugerogoti itu. semakin lama semakin lapuk, semakin hancur, semakin busuk... kamu senang seperti ini? sadarkah kamu hatimu sakit dengan segala kepalsuan itu? apa ini yang kamu mau? Sadarlah, begitu lapisan emas palsuku ini sirna, hatimu yang busuk itu akan segera terlihat. kamu akan menyesal, sadarilah semuanya. 

ngomong-ngomong, jangan salahkan aku kalau waktu penyesalan tiba, kamu berpikir,"Tahu begini seharusnya sejak awal aku memilih kejujuran.". sudah terlambat, kawan. terlambat.

aku ini pemanis. pemanis dari sesuatu yang pahit. memang, aku menyebut diriku pemanis, padahal sebenarnya aku adalah akar dari kepahitan. di depan aku terlihat manis, tetapi begitu aku terkuak, pahit yang terasa. jahat memang, tetapi itulah aku. namaku MUNAFIK 


Jakarta, 2009
saya dulu masih bodoh, hahaha. dunia masih suram saja.

Tidak ada komentar: